wahana generasi aceh

TENTANG KAMI

SIAPA KITA?

Wahana Generasi Aceh adalah lembaga gerakan progresif yang berfokus dan berkomitmen untuk menggalang kepekaan dan semangat generasi muda dalam mengadvokasi kan dunia pendidikan dengan pendekatan yang menekankan kesetaraan dan keadilan.

Bapak Republik Indonesia, Tan Malaka percaya bahwa pendidikan harus memberdayakan individu untuk berkontribusi pada masyarakat. Pendidikan harus mengembangkan keterampilan, pengetahuan, dan kesadaran politik yang dapat digunakan untuk perjuangan sosial.

Pembukaan Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia tahun 1945 (UUD 1945) mengamanatkan bahwa Pemerintah Negara Indonesia harus melindungi segenap bangsa Indonesia dan seluruh tumpah darah Indonesia dan untuk memajukan kesejahteraan umum, mencerdaskan kehidupan bangsa, dan ikut melaksanakan ketertiban dunia yang berdasarkan kemerdekaan, perdamaian abadi dan keadilan sosial. Dengan demikian, Pemerintah diwajibkan untuk mengusahakan dan menyelenggarakan satu sistem pendidikan nasional bagi seluruh warga negara Indonesia. Sistem pendidikan nasional dimaksud harus mampu menjamin pemerataan kesempatan dan peningkatan mutu pendidikan, terutama bagi anak-anak, generasi penerus keberlangsungan dan kejayaan Bangsa dan Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI).

Wangsa sebagai wadah kontestasi gagasan sekaligus perumusan jalan keluar bagi persoalan- persoalan rakyat. Sesuai deangan hal tersebut, Wangsa secara aktif memberikan masukan, kritik, atau melakukan protes keras terhadap kebijakan pemerintah, baik yang sudah ada maupun yang sedang dibahas. Wangsa hadir sebagai kontrol kebijakan dan suara bagi rakyat, Wangsa adalah anak rakyat.

Wahana Generasi Aceh mencerminkan tekad yang berintelektual dalam mengubah paradigma pendidikan di Aceh. Dengan menghadirkan program-program inovatif, proyek-proyek pendidikan yang membangun nilai tambah serta inspirasi bagi generasi berpendidikan, serta upaya advokasi mendalam. Lewat ruang diskusi dan kolaborasi sehingga melahirkan ide dan gagasan generasi muda sebagai nafas perjuangan bangsa aceh untuk masa depan.

Wahana Generasi Aceh, akan terus menyala, melestarikan pesona budaya yang terwarisi oleh leluhur Aceh. Jiwa pahlawan terdahulu menjadi semangat yang terus mengalir dalam Wahana Generasi Aceh. Generasi muda yang bergabung ke dalam Wahana Generasi Aceh, menjadi harapan yang abadi, berkreasi, menjalin rasa persaudaraan, dan bekerjasama membangun masa depan. Aceh berderap, dengan kekuatan generasi penerusnya, di tangan para generasi Aceh terletak harapan yang bersama-sama, meneruskan perjuangan yang telah di rintis oleh para pahlawan Aceh.

ARAH BARU PERGERAKAN

Arah Baru pergerakan adalah gagasan wangsa dalam memandang pendidikan sebagai faktor utama yang harus diperjuangkan demi mencapai tatanan masyarakat yang lebih maju. Gagasan ini bertujuan untuk memandang pendidikan secara inklusif dan menciptakan generasi yang kritis dalam segala aspek.

Wangsa percaya bahwa pendidikan adalah kunci dari segala kemajuan, tampa pendidikan yang baik maka kemajuan menjadi hal yang mustahil untuk dicapai. Oleh sebab itu, Wangsa mempelopori Arah Pergerakan Baru.

Pendidikan Kritis

Guru Berorientasi Sosial

Pendidikan untuk Transformasi Sosial

Keterlibatan Pendidikan dengan pasar kerja

  1. Pendidikan Kritis: Wangsa mempromosikan pendekatan pendidikan kritis yang mendorong siswa untuk mengembangkan pemahaman yang mendalam tentang realitas sosial dan politik. Siswa  harus mampu untuk menganalisis secara kritis struktur kekuasaan yang ada dan mempertanyakan ketidaksetaraan yang ada di masyarakat. Pendidikan kritis membantu individu untuk mengembangkan keterampilan analisis yang lebih baik dan kemampuan untuk memahami konteks sosial dan politik.  Hal ini membantu individu mencapai keseimbangan dalam kehidupan mereka.
  1. Guru Berorientasi Sosial: Wangsa menekankan perlunya pelatihan guru yang tidak hanya mengajarkan materi pelajaran, tetapi juga memahami konteks sosial dan politik di sekitar mereka. Ini melibatkan pengenalan konsep-konsep seperti keadilan sosial, hak asasi manusia, dan peran guru sebagai agen perubahan.
  1. Pendidikan untuk Transformasi Sosial: Mengadopsi pendekatan holistik dalam proses pembelajaran, di mana pendidikan tidak hanya fokus pada aspek akademis, tetapi juga memperhatikan aspek karakter, moral, dan sosial siswa. Mendorong pengembangan manusia yang utuh dan bertanggung jawab. Pendidikan adalah alat untuk menghasilkan perubahan sosial yang lebih besar. Wangsa ingin membentuk siswa menjadi warga yang kritis, aktif, dan berkomitmen untuk menciptakan masyarakat yang lebih adil dan egaliter. Siswa diharapkan menjadi agen perubahan dalam masyarakat, bukan hanya penerima pengetahuan. Mendorong siswa untuk menjadi pemimpin yang peduli terhadap kebutuhan masyarakat dan memperjuangkan keadilan. Pendidikan adalah alat yang kuat untuk mengubah pola pikir dan keyakinan masyarakat. Dengan mendidik individu tentang isu-isu sosial dan politik, Wangsa  dapat menciptakan pemahaman yang mendalam tentang ketidaksetaraan, keadilan, dan hak asasi manusia.
  1. Keterlibatan Pendidikan dengan pasar kerja : Wangsa menekankan pendidikan yang terhubung dengan pasar kerja dengan menyelaraskan generasi dengan tuntutan industri, memberikan akses pembiayaan bagi siswa lokal dalam menempuh Pendidikan sesuai dengan kualifikasi Perusahaan. Wangsa memandang Perusahaan dan pemerintah dapat memainkan peran krusial dalam mempersiapkan individu untuk memasuki dunia kerja dengan keterampilan yang sesuai dan meningkatkan kesempatan mereka untuk sukses dalam karir mereka, sehingga berkontribusi pada peningkatan kesejahteraan umum. Memajukan kesejahteraan umum melalui ketersambungan dengan pasar kerja adalah kunci penting dalam membangun masyarakat yang berkelanjutan dan inklusif.

STRUKTUR KEORGANISASIAN

Wangsa mempunyai struktur Keorganisasian sebagai kerangka kerja agar dapat bekerja secara efisien dan efektif dalam mencapai tujuan organisasi. struktur keorganisasian ini juga sebagai jalur koordinasi, pengambilan keputusan, dan mekanisme pengawasan di dalam organisasi.

Scroll to Top