Aceh Barat – Sudut kecil Panton Reu, terdapat kisah inspiratif dari seorang anak bernama Maida Fitrian. Maida adalah siswi di MIN 15 Aceh Barat yang menghadapi tantangan besar demi mendapatkan pendidikan yang layak. Dengan kondisi ekonomi keluarga yang terbatas, Maida terpaksa mengenakan seragam TK untuk bersekolah karena keluarganya tidak mampu membeli seragam sekolah yang sesuai.
Ibunya bahkan hampir membatalkan kelanjutan pendidikan Maida saat pendaftaran ulang, karena tidak ada biaya yang cukup. Kondisi ini menggambarkan betapa sulitnya akses pendidikan bagi sebagian anak-anak di Aceh, yang mungkin tidak pernah kita bayangkan sebelumnya.
Laporan ini diterima oleh Wahana Generasi Aceh (Wangsa) saat kepala sekolah MIN 15 Aceh Barat berkunjung ke Rumoeh Rakyat Wangsa, dan setelah dilakukan penelusuran ternyata benar adanya.
Melalui kontribusi dari berbagai pihak, Wangsa memberikan Maida satu set seragam putih-biru dan memesan baju olahraga melalui sekolah. Selain itu, sekolah juga membantu dengan menyediakan seragam batik dan pramuka, karena keprihatinan dari pihak sekolah yang mengenal dekat keluarga Maida.
Apa yang dialami Maida adalah cerminan dari tantangan yang dihadapi oleh banyak anak-anak di Aceh. Mereka memiliki semangat belajar yang tinggi, tetapi terhambat oleh keterbatasan ekonomi. Oleh karena itu, penting bagi kita semua untuk berperan aktif dalam mendukung pendidikan mereka. Bukan hanya tanggung jawab pemerintah atau organisasi tertentu, tetapi juga kita sebagai masyarakat.
Pendidikan adalah hak setiap anak dan kunci untuk masa depan yang lebih baik. Dengan pendidikan, mereka bisa meraih impian dan berkontribusi positif bagi masyarakat. Kepedulian kita dapat diwujudkan dalam berbagai bentuk, baik itu melalui bantuan langsung, memberikan dukungan moral, atau bahkan hanya dengan menyebarkan kesadaran tentang pentingnya pendidikan.
Kita bisa memulai dari lingkungan sekitar, mengenali anak-anak yang membutuhkan dukungan, dan bekerja sama untuk membantu mereka. Setiap bantuan, sekecil apapun, akan sangat berarti bagi mereka. Kita juga bisa mendukung program-program yang fokus pada pemberdayaan pendidikan anak-anak di daerah terpencil.
Mari kita bersama-sama memastikan bahwa tidak ada lagi anak yang harus berhenti sekolah karena kendala biaya. Setiap anak berhak mendapatkan pendidikan yang layak, dan setiap dari kita memiliki peran untuk mewujudkan itu. Kisah Maida adalah pengingat bahwa dengan solidaritas dan kepedulian, kita bisa membuat perbedaan nyata dalam kehidupan anak-anak di Aceh dan di seluruh Indonesia.
Selain memberikan baju, Wangsa juga sosialisasi penanaman pendidikan kritis secara game bagi anak-anak di waktu yang sama dan mengecek kondisi anak-anak yang menggunakan perahu untuk mencapai sekolahnya.
#Arahbarupergerakan